- Dalam pengujian kuat tekan beton, digunakan sample berbentuk Silinder standar berukuran diameter = 150 mm dan tinggi silinder = 300 mm
- Sample Beton ditekan dgn laju terkontrol hingga runtuh.
- Satuan kekuatan dinyatakan dalam MPa.
- Dalam pengujian kuat tekan beton ini, keragaman mutu dapat terjadi pada hasil tes, sehingga jumlah sampel harus >= 3.
- Kuat karakteristik silinder dapat dinyatakan sebagai: f ’c = mean - 1.34 SD
Age | 7 Hari | 14 Hari | 28 Hari | 3 Bulan | 6 Bulan | 1 Tahun | 2 Tahun | 5 Tahun |
Strength Ratio | 0.67 | 0.86 | 1.0 | 1.17 | 1.23 | 1.27 | 1.31 | 1.35 |
Perilaku beton saat diberi beban uniaksial tekan dapat digambarkan sebagai berikut :
- Saat beban tekan mencapai 30-40% f'c, perilaku tegangan regangan beton pada dasarnya masih linear. Retak-retak lekatan yang sebelum pembebanan sudah terbentuk, akan tetap stabil dan tidak berubah selama tegangan tekan yang bekerja masih di bawah 30% f'c.
- Pada saat beban tekan melebihi 30-40%f'c, retak-retak lekatan mulai mengembang. Pada saat ini, mulai terjadi deviasi pada hubungan tegangan regangan dari kondisi linear.
- Pada saat tegangan mencapai 75-90% f'c kekuatan batas, retak-retak lekatan tersebut merambat ke mortar sehingga terbentuk pola retak yang kontinyu. Pada kondisi ini, hubungan tegangan-regangan beton semakin menyimpang dari kondisi linear
Regangan pada Tegangan Tekan Maksimum (εo) | Dimana εo bervariasi antara 0.0015-0.003 Dan untuk beton normal, εo ~ 0.002 |
Regangan Ultimit (εu) | Regangan maksimum yang dapat dimanfaatkan (εu) Dalam SNI Beton-02: diambil εu ~ 0.003 Digunakan untuk lentur dan tekan aksial |
Nilai Poisson’s | v = (regangan lateral) / (regangan axial) = (ε3) / (ε1) atau (ε2) / (ε1) dimana : ε1 = regangan arah x ε2 = regangan arah y ε3 regangan arah axial Nilai poisson's ratio (v) berkisar antara ~ 0.15 to 0.20 jika masih dalam kondisi elastik Umumnya v = 0.17 Kalau sudah dalam keadaan tidak elastik, (v) dapat bernilai 0.5 ataupun lebih |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar